Sang Nyonya (2)


"Ditoooo... Jangan lari lari, pakai baju duluuuu..." Teriakan Vicky sudah menggelegar sepagi ini. Dito sepertinya tak mendengar teriakan melengking yang menyuruhnya berhenti, Dia lari berkeliling sambil tertawa.

Lolita keluar dari kamarnya, Vicky menahan malu kemudian terdiam. Benar, mau saat kerja atau dirumah, bangun tidur pun Sang Nyonya tetap anggun dan cantik.
"Dito, jangan nakal sayang. Pakai bajunya, nanti mama bikinin sarapan. Huppp..." Lolita menangkap kemudian menggendong anaknya itu.
"Dito mau pancake, Ma..." Lolita kemudian meletakan telapak tangan dipinggiran dahinya pertanda dia siap memenuhi permintaan dari kesayangannya ini.

Sementara Lolita sibuk dengan masak memasaknya, Vicky sudah beres memakaikan seragamnya dan menyuruh Dito duduk dengan manis dimeja makan.
"Vick, besok kamu udah mulai libur semester ya?" Tanya Lolita, sambil menghidangkan sarapan dimeja makan.
Vicky duduk disebelah Dito, "Iya, Bu."
"Kalau gitu selama liburan kamu nginep aja disini, jadi kan gak bolak balik." Tawar Lolita.
Vicky salah tingkah, bukannya tidak mau tapi dia canggung.
"Iya, Om. ngiinep aja disini." Ujar Dito dengan mulut penuh.
Vicky tersenyum, kemudian menganggukan kepala.

***

"Duh, gue gabisa ikut. Gue capek banget. Lagian gue gak dikostan. Ada dirumah bos gue." Kata Vicky sambil membalikan posisi tidurnya.
"Wah, enak dong ditemenin bobo sama cewe cantik." kata suara dari seberang sana.
Vicky hanya menahan tawa, "Gak usah gila deh, Gak mungkin lah."
"Emang bos lo udah punya pacar"
Vicky berpikir menerima pertanyaan dari Rio, teman kuliahnya, "Gue gak pernah liat dia bawa cowo sih kerumah, Anaknya juga gak pernah ngomong tentang om om siapa gitu."
Kini Vicky teringat kejadian malam itu, Lolita tersengguk menangis lemah, mungkin karena dia belum bisa move on dari mantan suaminya.
"Wah kesempatan bagus tuh!"
"Gue udah bilang, gausah gila lo. Lagian gue gak berani. Dia ketinggian buat gue. Dia tuh pantesnya sama Bos bos besar. Udah ah gue mau tidur, besok bangun pagi." Vicky menutup teleponnya sebelum Rio berbicara semakin ngaco.

Dia? Dengan Lolita? Sang Nyonya tampaknya hampir tidak mungkin ditaklukan.

***

Lolita menyeruput Cappucinno nya, tidak sedetikpun matanya beranjak dari monitor laptop. Dia begitu serius, sampai sampai Dito yang berisikpun tidak menjadi gangguan baginya.
Hari itu, Dito main ke restoran. Mungkin Lolita juga kasihan sama Dito yang kehidupannya tidak jauh dari sekolah dan les.
"Dito... ssshhh..." Ujar Vicky, Lolita melirik kearah mereka kemudian tersenyum. Sedikit terkejut, Vicky tidak menyangka Lolita bisa juga tersenyum.
"Sini, sayang" Lolita memanggil anaknya dengan lembut. "Mau nonton gak nih anak mama?" Dito mengangguk semangat. "Yuk, kita nonton superheroooo...." Katanya lagi.
"Vick, kamu siapin mobil, yaa. Saya mau pesen tiket online dulu. Oh iya, pesenin Cafe au lait ya dibawah, mau saya bawa. Kamu kalau mau ngopi pesen aja."
"Baik, Bu"

Dimall, Ditto berjalan ditengah antara Lolita dan Vicky dan menggandeng tangan mereka. Vicky kemudian menyadari, mukanya memerah. Oh God, ini kayak kita keluarga bahagia yang lagi ngajak anaknya refreshing.
Lolita hari itu cantik sekali, dengan jeans dan blouse warna tosca dan rambutnya yang terurai, Kesan santai pun terpancar. Sambil menunggu filmnya tayang, Mereka berjalan jalan mengelilingi mall.
"Vick,..." Panggil Lolita. Begitu Vicky menengok, sudah berdiri Lolita menempelkan baju dilengan Vicky. "Coba dulu sana, kayaknya cocok." Vicky terkejut,
"Eh, tapi bu?" Lolita mengibaskan tangannya, Menyuruh Vicky cepat mencoba baju yang tadi.
Setelah memakai baju yang tadi, Vicky menghampiri Lolita lagi, Lolita mengernyitkan dahinya,
"Kamu ganteng juga ya ternyata." Entah harus senang atau kesal mendengar ucapan dari Bosnya itu.
Lolita menilik Vicky lebih cermat lagi, matanya yang tajam seakan menelanjangi Vicky.

Ah gila, kenapa jadi kayak perawan begini gue. Diliatin aja grogi. Rutuk Vicky dalam hati.

Mata itu belum puas memandang setiap lekuk tubuh Vicky sepertinya, Lolita berjalan mengelilingi Vicky. "Kalau rambut kamu dipotong kayaknya kamu bakal lebih ganteng." Lagi lagi komentar Lolita membuat Vicky salah tingkah, dia hanya bisa memberikan cengiran grogi.
"Ok, Mbak saya ambil yang ini." Kata Lolita ke penjaga tokonya. Vicky hendak membuka mulut dan mengeluarkan protesnya, tapi Lolita sudah berjalan menjauh seakan sudah tau apa yang mau Vicky lakukan.

"Bu, ini...."
"Yuk, filmnya udah mulai. Nanti malem aja kita kesalon. Pulangin Dito dulu." Ujar Lolita sambil berlalu.
"Tapi....." Vicky mengekor Lolita, entah apa yang ada dipikiran Lolita, Vicky tak bisa mengerti.
Previous
Next Post »
0 Komentar