Sorry (4)



Kata kata Aryo bagai ungkapan pengakuan cinta, Clara masih terbengong bengong dibuatnya.
"Mau mandi dulu atau gimana?" Aryo berjalan menghampiri Clara dan mengulurkan tangannya supaya Clara bisa berdiri.
"Please dont be so charming. Gak usah bohong bohong juga. Aku cukup sadar kok kondisi kita" Clara menunduk, menyesali perlakuan Aryo yang baik.
"Aku gak bohong." Tangan yang besar dan hangat pun mengelus elus kepala Clara. Mengacak rambutnya dan juga hatinya.

***

Akhirnya hari pernikahan mereka pun tiba. Wajah wajah sumringah terlihat dari semua orang. Tata ruang bernuansa putih sungguh indah seperti negeri dongeng. Semua orang sibuk dengan pekerjaan masing masing demi merealisasikan pernikahan yang indah dan khidmat.

"Ihhh aku jelek banget sih." Clara mulai insecure dengan penampilannya hari itu. Mamanya dan mama aryo saling berpandangan kemudian tersenyum perlahan.
"Tenang sayang, Aryo itu terlalu bodoh buat nilai kamu jelek. Dia gak bisa, yang dia tau calon pengantinnya adalah bidadari sempurna yang akan sempurnakan hidupnya."
Clara memeluk calon mama mertuanya itu, "Ahh mamaaa... Kata katanya ih bikin melted"
"Lagian kamu doang kali yang bilang jelek, kita engga" kata mamanya meledek lalu membenarkan rambut Clara.
Kini gantian Clara memeluk mamanya, "doain lancar ya"


"Mempelai wanita dipersilahkan memasuki altar" Clara berjalan anggun dengan gaun putih mewah dengan leher sabrina yang menambah kesan anggun. Disebelahnya dengan gagah papanya berjalan sambil menahan air mata yang akan jatuh. Entah terbalik atau tidak, malah Clara yang mencoba menenangkan papanya. Sambil berjalan dan bergandengan, Clara sibuk mengelus lengan papanya.

"Saya bersedia..."
kata kata mantap dari Aryo yang hari itu tampak lebih gagah dari biasanya pun menyudahi ketegangan yang ada. Kini mereka berdua berhadapan dan saling memakai cincin.

Pesta tak usai disitu saja, masih banyak suguhan untuk menghibur para tamu. Clara dengan anggunnya berdiri disamping Aryo yang sedang mengobrol dengan koleganya. Banyak pujian menghampiri mereka. Pasangan serasi, itu kata mereka.

"Capek gak kamu?" kata mamanya seusai acara menghampiri Clara yang sedang duduk di meja rias kamar pengantin. Clara hanya mengangguk lemah sambil tersenyum.
"Maafin mama, nak..." air mata sudah mengambang di pelupuk mata sayu mamanya, Clara mengelus elus lengan mamanya untuk memberikan sedikit rasa tenang.

"Eh, ada mama." Aryo membuka kamar.
Mamanya pun beranjak pergi, "yauda nikmatin ya malam pengantinnya. Mama pengen cucu yang banyak." ujarnya meninggalkan rona merah diwajah pengantin baru.

"Tamunya udah pada pulang?" tanya Clara kembali menghadap cermin.
"Udah" Aryo berdiri dibelakang Clara.
"Terima kasih." katanya lagi membuat Clara bertanya tanya, "Terima kasih sudah menerima aku jadi suami kamu yang sah." lanjutnya.
Clara berdiri, "tolong lepasin dong" menunjuk ke kancing yang ada ditengkuknya. Dengan lembut Aryo melepasnya.

"Aryo!" sentak seorang lakilaki membuka pintu kamar hotel.
Previous
Next Post »
0 Komentar